Seyyed Hoseein Nasr, seorang filsuf islam yang lahir pada 17 April 1933 M, di Theran, Iran, dari keluarga Ahl al-Bayt yang terpelajar, merasa sangat khawatir dengan kondisi moderen atau zaman sekarang ini, dimana ilmu pengetahuan yang harusnya dijadikan sebagai media pendekatan diri kepada Allah SWT, dan membuktikan kebesaran Nya, justru berbalik menjadi menjauhinya. Padahal dalam tradisi islam…
Sepintar apa pun seseorang, namun ia tidak memiliki adab, gugurlah nilai semua pengetahuannya; tak dapat dijadikan rujukan, takkan pula memproduksi kebaikan-kebaikan. Bahkan amal-amal ibadahnya pun tak bernilai apa-apa bila tidak dihiasi dengan adab. Hal ini karena adab merupakan pondasi agama. Aku diutus hanya untuk memperbaiki adab-adab (yang baik), sabda Kanjeng Nabi Saw. Tentang pentingnya …
Islam ideologis dan Islam kultural merupakan “rumah besar” Islam Indonesia era modern. Di dalam dua rumah itu, ternyata kita menemukan varian “label” yang cukup heterogen: tradisionalis, modernis, neo-modernis, post-tradisionalis, liberal, revivalis-puritan, Islamis, modernis-reformis, dan lain-lain. Namun, di dalam buku ini, kita akan melihat bahwa tipologi tersebut sebenarnya cukup lo…